Tuesday, 25 December 2012

Artikel Pilihan : Kepada Para Pengusung Dakwah (4. PARA DA’I JANGAN ISTI’JAL ( TERGESA-GESA )


Series:
1. <BERTAQWA KEPADA ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA>
2. <MENINGKATKAN TAWATTUR @ KEMAMPUAN PERIBADI>
3. <SEORANG DA'IE PANTANG PESSIMIST @ PUTUS ASA>
4. <PARA DA'IE JANGAN ISTI'JAL @ TERGESA-GESA>
5. <MENJAGA AL-ULFAH @ KASIH SAYANG SESAMA MUSLIM>



Syaikh Dr. Musnid Al Qatthani 
Wasiat bagi para da’i atau orang-orang yang berjalan di atas dakwah. 


4.     PARA DA’I  JANGAN ISTI’JAL ( TERGESA-GESA )
Salah satu bagian dari dakwah manhaj salafus shaleh adalah tidak tergesa-gesa dalam berdakwah. Dalam berdakwah tidak bisa serta merta ingin memperoleh hasil dan segera memetik buah dari dakwahnya karena ini adalah penyakit dalam dakwah. 




Mengapa dakwah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam  di Makkah tidak ditempuh dua tahun atau lima tahun saja? Beliau berdakwah di Makkah selama 13 tahun, dan hanya mendapatkan pengikut 45 orang sahabat saja, namun beliau tetap bersabar dan terus mendidik dan mentarbiyah sahabatnya, walaupun dalam kondisi tertindas dan terasing ditengah-tengah masyarakat Makkah saat itu. Setelah 13 tahun kemudian, beliaupun berhijrah ke Madinah. Berapa tahun setelah hijrah baru terjadi Fathul-Makkah? Peristiwa ini nanti terjadi pada tahun 8 H. Mengapa tidak dilaksanakan pada tahun 5 H atau jauh sebelumnya? dan tidak ada pembukaan daerah kekuasaan kaum muslimin secara luas kecuali setelah beliau wafat. Hal  ini menunjukkan bahwasanya dakwah dan perjuangan Islam ini dilakukan tidak dengan tergesa-gesa. Ini adalah buah kesabaran Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam dalam mentarbiyah para sahabat yang jumlahnya kurang lebih hanya empat puluh lima orang yang kemudian melahirkan orang-orang yang membuka lahan-lahan dakwah yang lebih luas bahkan sampai sepertiga belahan dunia, sungguh sangat menakjubkan!.

Oleh karena itu sebagai seorang da’i, hendaknya tidak tergesa-gesa dalam berdakwah karena sesungguhnya ia adalah dari syaitan. Sebagian da’i yang tidak sabar untuk segera melihat hasil dari perjuanganaya, ingin cepat mendapatkan pengikut yang banyak padahal Nabi dan Rasul dahulu yang berdakwah sekian tahun hanya memiliki beberapa pengikut bahkan ada yang tidak memiliki pengikut seorangpun sebagaimana yang digambarkan dalam hadist Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bahwa pada hari kiamat nanti ada seorang rasul yang datang dengan satu pengikut bahkan ada yang tanpa pengikut, apakah mereka dikatakan gagal berdakwah? Mereka adalah manusia pilihan yang diutus oleh Allah Subhaanahu Wa Ta'ala dengan membawa risalah yang bertujuan memperbaiki manusia. 

Karena tujuan kita adalah memperbaiki manusia maka hendaknya kita bersabar jangan tergesa-gesa, tergesa-gesa merupakan penyakit yang dapat merusak bangunan dakwah, olehnya itu harus senantiasa bersabar. Demikianlah manhaj Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam.
Sewaktu pasukan Tar-tar masuk ke Iraq dalam waktu 40 hari mereka telah membunuh satu juta umat muslim Iraq, mereka menghancurkan perpustakaan-perpustakan dan buku-buku para ulama dibuang ke sungai Eufrat dan sungai Dajla hingga airnya menjadi hitam dan biru karena tinta dari kitab-kitab tersebut, kondisi yang mereka alami lebih dahsyat dari kondisi kita sekarang.

Tahun 313 H orang-orang syiah rafidhah membunuh 30 ribu hajajj (jamaah haji) di depan Kabbah, lalu mereka mengambil hajar aswad, sehingga kabbah kehilangan hajar aswad selama 22 tahun. Sebab orang syiah lebih menyukai tawaf di Karbala daripada di Kabbah.
Dalam masa empat kurun waktu, orang-orang syiah Rafidhah berkuasa hampir di seluruh jazirah Arab. Sehingga pada saat itu setiap tanggal 10 Muharram di seluruh jazirah Arab melakukan hari Karbala secara besar-besaran kecuali di Iran masih menjadi negara yang memegang sunnah. Demikianlah  Allah Shubhaanahu Wa Taala memberikan cobaan kepada umat ini, jangan merasa bersedih dengan kondisi sekarang dan isti’jal karena umat terdahulu juga mengalami hal yang demikian. Lihatlah para pemerintah menguasai para ulama, seperti imam Ahmad, dipenjara selama dua tahun empat bulan dan disiksa namun tetap bersabar. Demikian pula dengan imam Malik, imam Syafi’i mereka juga mengalami tantangan seperti itu. Syaikul Islam Ibnu Taimiyah dipenjara selama 26 tahun hingga akhirnya meninggal dalam penjara tetapi tidak sampai mengkafirkan penguasa yang memenjarakannya.

No comments:

Post a Comment