Series:
1. <BERTAQWA KEPADA ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA>
2. <MENINGKATKAN TAWATTUR @ KEMAMPUAN PERIBADI>
3. <SEORANG DA'IE PANTANG PESSIMIST @ PUTUS ASA>
4. <PARA DA'IE JANGAN ISTI'JAL @ TERGESA-GESA>
5. <MENJAGA AL-ULFAH @ KASIH SAYANG SESAMA MUSLIM>
Syaikh Dr. Musnid Al Qatthani
Wasiat bagi para da’i atau orang-orang yang berjalan di atas dakwah.
3. SEORANG DA’I PANTANG PESIMIS / PUTUS ASA
Seorang muslim yang istiqomah dengan agamanya akan terasing ditengah-tengah manusia bahkan terasing di tengah-tengah kaum muslimin itu sendiri, hal ini menjadi tatangan yang berat baginya. Namun keterasingan jangan sampai membuat kita putus asa, karena sikap putus asa pantang bagi seorang muslim terlebih lagi seorang da’i. Ketahuilah keterasingan itu bukan hanya di Indonesia saja, tetapi juga ditemukan di belahan dunia yang lain, bahkan sampai di Mekah, Madinah pun orang yang istiqomah terasing, hanya saja tingkatannya berbeda. Jadi jangan pernah menyangka bahwa jalan perjuangan Islam ini mulus. Hidup ditengah-tengah masyarakat dianggap aneh dan dikucilkan merupakan sunnatullah bagi orang yang istiqomah karena keterasingan itu selamanya pasti akan selalu ada. Keadaan ini juga dialami oleh Rasulullah dan para sahabatnya ketika Islam mulai didakwahkan.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :
Seorang muslim yang istiqomah dengan agamanya akan terasing ditengah-tengah manusia bahkan terasing di tengah-tengah kaum muslimin itu sendiri, hal ini menjadi tatangan yang berat baginya. Namun keterasingan jangan sampai membuat kita putus asa, karena sikap putus asa pantang bagi seorang muslim terlebih lagi seorang da’i. Ketahuilah keterasingan itu bukan hanya di Indonesia saja, tetapi juga ditemukan di belahan dunia yang lain, bahkan sampai di Mekah, Madinah pun orang yang istiqomah terasing, hanya saja tingkatannya berbeda. Jadi jangan pernah menyangka bahwa jalan perjuangan Islam ini mulus. Hidup ditengah-tengah masyarakat dianggap aneh dan dikucilkan merupakan sunnatullah bagi orang yang istiqomah karena keterasingan itu selamanya pasti akan selalu ada. Keadaan ini juga dialami oleh Rasulullah dan para sahabatnya ketika Islam mulai didakwahkan.
“Islam ini datang dalam keadaan ghorib (asing) dan akan kembali menjadi asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing, yang memperbaiki manusia dalam keadaan rusak”.(al Hadits).
Tantangan keterasingan yang ada di Indonesia belum seberapa jika dibanding dengan situasi yang ada di wilayah Arab. Misalnya di Al Jazair, Mesir, Suriah. Disana mesjid-mesjid tidak dibiarkan bebas digunakan orang untuk melakukan kegiatan-kegiatan dakwah. Bahkan dibeberapa daerah Arab tidak diperbolehkan wanita-wanitanya mengenakan jilbab di kampus-kampus. Maka sudah sepantasnya bagi seorang muslim berputus asa dengan tantangan yang dihadapinya.
No comments:
Post a Comment