Friday 7 December 2012

Adab Dalam Berdo'a


Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali didalam kitab monumentalnya yakni Ihya’ Ulumuddin menceritakan tentang seorang tokoh sufi yang sangat terkenal bernama Ibrahim bin Adham. 
Ibrahim bin Adham pernah ditanya mengenai penyebab do’a yang tidak dikabulkan, padahal Allah Subhanahu wa Ta’alaa sendiri telah berfirman :


ادعوني أستجب لكم
“Berdo’alah kelian kepadaku, niscaya aku akan mengabulkan do’a kalian”
Ibrahim bin Adham pun menjawab dengan siangkat
لأن قلوبكم ميتة
“Karena hati kalian itu mati”
Kemudian ditanyakan lagi
 وما الذي أماتها
“Apa yang menyebabkan hati menjadi mati ?”
Ibrahim bin Adham kembali menjawab :
 قال ثمان خصال عرفتم حق الله ولم تقوموا بحقه وقرأتم القرآن ولم تعملوا بحدوده وقلتم نحب رسول الله صلى الله عليه وسلم ولم تعملوا بسنته وقلتم نخشى الموت ولم تستعدوا له وقال تعالى إن الشيطان لكم عدواً فاتخذوه عدواً فواطأتموه على المعاصي وقلتم نخاف النار وأرهقتم أبدانكم فيها وقلتم نحب الجنة ولم تعملوا لها وإذا قمتم من فرشكم رميتم عيوبكم وراء ظهوركم وافترشتم عيوب الناس أمامكم فأسخطتم ربكم فكيف يستجيب لكم


“Ada delapan hal yang membuat hati mati, diantaranya ;
1. engkau telah mengetahui hak Allah, namun engkau tidak menunaikan hak-Nya;
2. engkau membaca Al Quran, namun engkau tidak mengamalkan ketentuan yang terdapat di dalamnya;
3. engkau mengatakan: “kami mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam, namun engkau tidak beramal dengan sunnahnya; 
4. engkau mengatakan: “kami takut menghadapi maut”, namun engkau tidak mempersiapkan diri menghadapinya; 
5. sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’alaa telah berfirman “sungguh syaithan adalah musuh yang nyata bagimu, maka ambillah dia sebagai musuhmu”, namun engkau bersatu-padu dengan syaithan itu melakukan maksiat; 
6. engkau mengatakan: “kami takut panasnya api neraka”, namun engkau menganiayai badanmu sendiri ke dalam api neraka;
7. engkau mengatakan: “kami mencintai surga”, namun engkau tidak beramal dengan amalan-amalan ahli surga; 
8. ketika engkau bangun dari tempat tidurmu, maka engkau mencampakkan ‘aibmu ke belakangmu, dan kamu membentangkan ‘aib orang lain di hadapanmu. Lantaran hal-hal itulah engkau telah membuat Tuhanmu murka. Maka, bagaimana Dia akan mengabulkan do’amu ?”
Setelah mengetahui mengenai penyebab-penyebab do'a tidak dikabulkan seperti diatas, maka tentunya semua itu haruslah dijauhi. Akan tetapi, selain menjauhi hal-hal diatas, do'a juga harus dilakukan dengan penuh adab. 

Diantara adab-adab berdo'a adalah : 
- Mengamati dan memilih waktu-waktu yang baik dan mulia untuk berdoa. Misalnya, ketika hari Arafah, bulan Ramadhan, malam atau hari Jum’at, diwaktu sahur, waktu antara adzan dan iqamah, sujud terakhir dalam sholat, ketika turun hujan, ketika sedang berpuasa, dan lain sebagainya.

- Berdo’a hendaknya menghadap kiblat, kecuali imam shalat yang sedang menghadap jama’ah. Juga dengan cara mengangkat kedua telapak tangan dengan sepenuh hati. Dan berdo’a dengan suara yang jelas dan tepat dengan penuh rasa rendah diri dan khusu’.

- Harus benar-benar yaqin bahwa do’a yang dipanjatkan pasti di terima oleh Allah Subhanahu wa Ta’alaa. Tanamkan dalam hati bahwa do’a pasti di terima. Hendaknya do’a dengan bersungguh-sungguh dan mengulang-ngulang do’anya disetiap kesempatan.

- Memulai do’a menyebut Asma Allah, memuji kebesaran Allah sebagai bentuk sanjungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’alaa, dilanjutkan dengan sholawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa Sallam. Menutup do’a dengan shalawat kepada Nabi Muhammad dan pujian kepada Allah.
Redaktur : AR
Rukukan : Ihya' Ulumuddin karya Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali
Re-Blog from : MADINATULIMAN

No comments:

Post a Comment