Tuesday, 29 January 2013

IKRAR CINTA (KALAU BENAR BAGAI DIKATA, KOTAKAN LAH...)


Hari ini ialah Tanggal 17 Rabi'ul Awwal (Tahun berapa hijriyah?) 
Sungguh pun baru sahaja beberapa bulan musim Haji telah berlalu,
Aku tak rasa canggung nak letak satu artikel kopipes ni.
'Selected' - being selected because it's amusing. It does make sense to me.
Apparently, this Khutbah 'Eidul Adha stressing about performing 'Hak-hak Rububiyah' & 'Ubudiyyah .

OBEDIENCE atau dalam bahasa Melayunya KETAATAN

KHUTBAH AIDUL ADHA. KHUTABAH 'EIDUL ADHA. KHUTBAHHARI RAYA HAJI

الله أكبر الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد.
الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا .
 لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره المشركون .
 لا إله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده .
 لا إله إلا الله والله أكبر . الله أكبر ولله الحمد .
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونستهديه ونتوب إليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا ، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له ، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ، بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح للأمة وجاهد في الله حق جهاده.
اللهم صل على محمد وعلى آله وأزواجه أمهات المؤمنين وأصحابه الأخيار رضوان الله عليهم ومن دعا بدعوته وسلك سلوكه واتبع سنته إلى يوم الدين . أما بعد أيها المسلمون أوصيكم ونفسي بتقوى الله عز وجل.


Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah
Pada pagi ini kita berkumpul melantunkan Takbir membesarkan Allah Swt, MemujiNya, Bertasbih kepadaNya. Tiada yang layak dipuji kecuali hanya Dia, Dia yang menghidupkan, Dia yang mematikan, Dia yang memberi rezeki. Saudara-saudara kita pagi ini berangkat menuju Mina untuk melempar Jamratul ‘Aqabah. Semalam mereka bermalam di Muzdalifah. Kemarin mereka seharian penuh berwuquf di ‘Arafah, menadahkan tangan kepada Robb memohon ampunnya, membukakan pintu rahmatnya. Kita yang berada di tanah air, diganti Allah dengan puasa ‘Arafah tanggal 9 Zulhijjah yang Fadhilahnya dapat menghapuskan dosa tahun kemarin dan dosa pada tahun ini.
Allahu Akbar Allahu Akbar

Bukan suatu hal kebetulan Allah Swt menetapkan kewajiban Haji kepada ummat Muhammad Shallahu alaihi Wasallam walau sekali dalam seumur hidup. Haji adalah Ibadah yang mengandung makna penghambaan yang luar biasa kepada Allah Subhanah. Sementara Hakikat kehidupan ini adalah penghambaan itu sendiri. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Al-Mawla Azza Wajalla :

وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
(Tidaklah Kuciptakan Jin dan Manusia, melainkan untuk mengabdi kepadaKu). (Surat az-Zariyaat: 56) 

Bahkan setiap praktik Ibadah Manasik Haji itu mengandung makna penghambaan. Ketika seseorang thawaf, Sa’i, wuquf, Mabit, melempar Jamrah, semua kegiatan itu merupakan wujud penghambaan manusia kepada al-Ma’bud Subhanahu. Hal ini sering dilupakan umat Islam termasuk mereka yang melaksanakan Haji. Mereka umumnya melakukan manasik itu begitu saja tanpa disertai penghayatan atas penghambaan kepada Allah Azza wajalla. Bahkan tak sedikit mereka yang melaluinya sebagai formalitas belaka, tanpa mendalami dan merasakan manisnya berhaji. Seorang yang memulai rangkaian Ibadah Manasik, memulainya dengan Ihram dan membaca lafazh Talbiyah. Kalau kita perhatikan ucapan Talbiyah itu, isinya semua berupa penghambaan kepadaNya.

لبيك اللهم لبيك . لبيك لا شريك لك لبيك . إن الحمد والنعمة لك والملك لا شريك لك
Aku datang memenuhi panggilanMu, Ya Allah. Aku datang memenuhi PanggilanMu. Tiada Sekutu bagiMu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan hanya milikmu, dan juga kerajaan. Tiada Sekutu bagiMu.”


Betapa jelasnya ikrar/pengakuan akan penghambaan itu keluar dari mulut orang yang berihram haji dan umroh. Pengakuan bahwa kedatangannya dari negeri jauh, melintas samudera dan benua, hanyalah memenuhi panggilan Allah semata. Pengakuan bahwa Allah itu hanya Satu, tidak ada sekutu bagiNya. Inilah esensi Tawhid. Pengakuan bahwa pujian hanya pantas untuk Allah. Karenanya pujian-pujian berlebihan tak pantas diberikan kepada manusia, apalagi manusianya pernah memusuhi Allah, memperjuangkan bukan hukum Allah. Pengakuan bahwa nikmat adalah kepunyaan Allah semata. Kita sebagai manusia, hanya diberi amanah secuil dari nikmat itu untuk dirasakan oleh sebagian kita, dan sekaligus menjadi ujian. Karenanya kita harus banyak mensyukurinya dan tidak mabuk dalam nikmat itu. Jika Allah berkehendak, nikmat itu dicabutNya, kita suka atau tidak suka. Pengakuan bahwa kerajaan adalah milik Allah Azza Wajalla. Kekuasaan yang diberikanNya kepada sebagian manusia, hanyalah sedikit dan bersifat sementara. Kita hanyalah hamba yang tidak memiliki apapun dan tak berkuasa sedikitpun. Segala-segalanya hanya milik Allah dan tunduk pada kekuasaanNya. Pengakuan sekali lagi bahwa Allah tidak bersekutu dengan sesuatu makhluq apapun. Dia satu-satunya Ilah (Tuhan) yang berhak menerima penyembahan dari makhluq. Begitulah isi dan makna Talbiyah.



Ikrar yang begitu tegas dan diteriakkan berkali-kali sepanjang hari Arafah, malam hari di Muzdalifah, hingga sampai di Mina pada pagi 10 Dzulhijjah, seharusnya meninggalkan bekas pada diri kaum Muslimin. Kalau kita renungkan haji, ia sungguh merupakan wisata ruhany yang kental dengan muatan ‘aqidah. Ketika wukuf di Arafah, diharuskan memperbanyak dzikir kepada Allah, menjauhkan diri dari perbuatan yang tak bermanfaat, seperti berfoto ria, jalan ke sana kemari, mencari teman, mengunjungi handai taulan, seperti kebiasaan banyak jemaah haji kita. Bukan seperti itu. Arafah diisi dengan penghayatan, pematangan Aqidah, membulatkan penghambaan diri kepada Al’Aziz al-Jabbar. Bila haji dilaksanakan dengan pola seperti ini, ia akan melahirkan sosok manusia baru dengan akidah yang tangguh. Komitmen kepada Islam yang sangat tinggi. Kecintaan kepda ALLAH yang mengalahkan segala-galanya. Siapapun yang kembali dari mengerjakan haji akan berubah. Bukankah yang pergi haji itu banyak petinggi negara, pejabat pemerintah, politisi wakil rakyat, pebisnis, disamping rakyat biasa. Apa pengaruh haji pada kehidupan mereka?


Seharusnya mereka itu menampakkan perubahan drastis, karena aqidah sudah terbina. Penyelewengan jabatan, praktik korupsi, memperkaya diri, curang dan menipu, seharusnya sudah berhenti total. Ya, kita bisa terima, sebelum haji mereka banyak melakukan perbuatan-perbuatan di atas, tetapi setelah menjalani pelatihan super intensive, materi super canggih, prilaku-prilaku mereka harus berubah total, sekembalinya dari haji. Seharusnya lahir pejabat Negara, politisi, dan aparat pemerintahan yang bersih, soleh, takut menyalah gunakan uang rakyat, bahkan lahirlah politisi dan negarawan yang wala’ (loyalitas/keberpihakan)nya kepada hukum Allah. Partai/ormas boleh beda tetapi akidah harus sama, berwala’ kepada Allah dan bertahkim kepada Syari’at Allah Swt.

أفحكم الجاهلية يبغون ومن أحسن من الله حكما لقوم يوقنون
“Apakah Hukum Jahiliyah yang lebih mereka sukai. Dan hukum siapa yang lebih baik dari hukum buatan Allah, bagi kaum yang yakin.” (Al-Ma’idah:50)


Tidak ada tempat bagi sekularisme, Pluralisme, dan demokrasi ala kuffar. Karena apa saja yang kita butuhkan dalam mengatur Negara, ada konsep dan teorinya di dalam Syari’at Allah yang agung itu. Betapa tidak, Dzat Yang Maha Mengetahui akan melahirkan konsep yang maha canggih.

ألا يعلم من خلق وهو اللطيف الخبير
“Ketahuilah. Yang mengetahui adalah yang menciptakan. Dan Dia Maha lembut dan Maha Mengetahui.” (Surat al-Mulk: 14)

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd.
Apa yang menimpa ekonomi Amerika akhir-akhir ini, berupa hancurnya dunia usaha, yang berawal dari credit crunch dalam bisnis perumahan di Amerika, salah satu pertanda kuat kehancuran sistem ekonomi Kapitalis. Sistem Ekonomi yang berlandaskan pada Riba, uang melahirkan uang, bisnis yang menggelembungkan angka-angka padahal tidak sesuai dengan nilai riilnya, akhirnya sampai pada angka yang tak terbayang dalam otak pebisnis $600,000,000,000,000. (enam ratus trilyun Dollar US). Maka dari kasus hancurnya dunia finance di AS, dan negara-negara yang berkiblat kepadanya, apakah manusia tidak juga mau belajar bahwa sistem yang diciptakan oleh manusia untuk menandingi sistem yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala, pada gilirannya akan berujung pada kehancuran, malapetaka dan kesengsaraan. Syari’at Islam mengajarkan bahwa riba adalah haram dan jual beli itu halal. Firman Allah:


أحل الله البيع وحرم الربا. 
“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” 

Jual beli harus memperlihatkan wujud barang yang dijual dan harga yang masuk akal atas barang. Bukan seperti membeli kucing dalam karung. Riba lah yang menghancurkan perekonomian Kapitalis, sebagaimana telah hancur sebelumnya sistem sosialis di Eropah Timur. Allah Swt ingin memperlihatkan kepada manusia, bahwa sistem yang mereka bangun bertentangan dengan sistem yang diturunkanNya, cepat atau lambat akan hancur sekuat apapun tiang penyangga sistem itu. Allah juga ingin memperlihatkan bahwa kesombongan dan keangkuhan hanya berakhir dengan kehancuran. Kesombongan (arrogance) yang dipertontonkan oleh AS di dunia Islam, wabil Khusus di Afghanistan, Iraq, Somalia, Sudan dan lainnya tidak luput dari perhitungan Allah Tabaraka wata’ala. Berapa nyawa bangsa Afghanistan yang hilang tanpa alasan? Berapa nyawa bangsa Irak dan kekayaaan negeri itu yang musnah akibat kekejaman Negara yang sombong itu? Semuanya tercatat dalam perhitungan Allah ‘Azza wa Jalla. Krisis financial Amerika adalah mukaddimah kehancuran Negara besar itu.


Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamu. Problem manusia sebenarnya adalah problem ‘aqidah. Mayoritas manusia tidak menuhankan Allah Azza wajalla. Mereka mengambil Tuhan selain Allah. Ada yang menuhankan manusia dan leluhur. Ada pula yang menuhankan benda dan hawa nafsu, seperti roh, seks, akal, teknologi, uang, jabatan, popularitas, dan sebagainya. Firman Allah Tabaraka wata’ala:

أفرأيت من اتخذ إلاهه هواه وأضله الله على علم وختم على سمعه وقلبه وجعل على بصره غشاوة فمن يهديه من بعد الله أفلا تذكرون.
“Apakah tidak engkau ketahui orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah sesatkan dia dengan sadar, dan Allah mencap pendengarannya dan hatinya. Dan Ia jadikan penglihatannya menjadi tertutup, maka siapakah yang menunjukinya selain Allah? Apakah kamu tidak berfikir?” (al-Jatsiyah 23).


Sebagian mereka ada yang sudah menjadi Muslim tetapi tidak menyerahkan wala’ (loyalitas)nya kepada Allah. Mulut mereka mengucapkan La Ilaaha illallah, namun hati mereka dan praktik hidupnya jauh dari makna Laa Ilaaha illallah itu. Penyebabnya kerana merekapun tidak paham hakikat makna Syahadat itu. Kesan Syahadat adalah tunduk sepenuhnya kepada Allah Swt. Bukan hanya tunduk dalam soal Ibadah ritual dan aturan-aturan yang menyangkut dien (agama) saja. Tetapi kepatuhan total dan ketundukan mutlak kepada Allah Swt. 

Para Ulama Tawhid menjelaskan maknanya adalah : 

لا معبود بحق إلا الله
“Tidak ada yang disembah dengan sah selain dari Allah”. 

Jadi hawa nafsu, manusia, nenek moyang, teknologi, kecantikan, seni, ideologi, faham, benda, roh, apapun selain Allah tidak boleh diTuhankan, disembah, dikultuskan, didewa-dewakan, dianggap sakti, dan seterusnya.


Dalam kenyataan sebagian umat Islam masih terjerumus dalam menuhankan faham/ideologi yang dibuat oleh umat di luar mereka, seperti sekularisme, nasionalisme, materialisme, demokrasi, liberalisme, humanisme, feminisme, dan isme-isme lain. Berarti mereka belum menuhankan Allah dalam arti yang sesungguhnya, karena Allah tidak menerima falsafah-falsafah yang dibuat oleh manusia, lalu dianut sebagai kebenaran, selain apa yang diturunkan oleh Allah, yakni al-Islam. Mereka mengekor begitu saja kepada umat di luar mereka yang tidak memiliki petunjuk hidup. Sungguh ironi, kaum yang memiliki petunjuk hidup (hidayah) mengekor kepada kaum yang sesat. Seharusnya, kaum yang sesat mengikuti kaum yang mendapat petunjuk, agar mereka ikut selamat. Umat Islam di dunia ini rata-rata hidupnya mengekor kepada umat lain. Mereka menjadi pengekor setia kaum di luar mereka, di semua bidang dan sektor; mulai dari ideologi, faham, hobbi, idola, model, brand, trend, gaya, penilaian, dan yang lainnya. 

Umat Islam tidak hanya menjadi pasar produk teknologi saja, tetapi juga sudah menjadi pasar bagi produk ideologi dan faham kaum kuffar. Faham apa saja yang muncul di barat, akan didapatkan pengikutnya di tengah kaum Muslimin. Ini mengingatkan kita benarnya prediksi Nabi Saw empat belas abad silam yang mengatakan :

(لتتبعن أمما قبلكم شبرا بشبر ذراعا بذراع حتى إذا دخلوا جحر ضب لدخلتموه).
“Kalian akan mengikuti ummat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga kalau mereka masuk ke lubang biawak, niscaya kamupun ikuti mereka.”


Dalam soal penilaianpun, umat islam mengekor dan berkiblat kepada Barat kaum Kuffar. Apa saja yang dianggap buruk oleh kuffar, juga dianggap buruk oleh ummat Islam. Sebaliknya apa yang dianggap mereka sebagai kewajaran dan baik, juga dianggap wajar dan baik oleh ummat Islam. Akhir-akhir ini banyak isu dilemparkan oleh musuh-musuh Islam melalui media massa dan disambut oleh ummat ini dengan sikap membeo dan mengekor, seperti murid dengan gurunya. 


Barat melemparkan isu terrorisme dan menuduhkan perbuatan terrorisme kepada Islam dan ummatnya, maka umat Islampun ikut-ikutan seperti beo. Ada Orang yang dituduh oleh Barat sebagai terrorist, kitapun ikut-ikutan menuduhnya terrorist. Padahal mereka itulah induknya terrorist. Israel dan Amerika itulah yang membuat kerusuhan dahsyat di muka bumi ini. Mereka lah yang menjadi kaum perosak nombor wahid di dunia ini. Tapi, dia bisa mengalihkan tanggapan dunia, kerusuhan dahsyat yang dia buat menjadi tidak kelihatan/hilang, sementara orang Muslim yang soleh yang difitnahnya sebagai pembuat kerusuhan, dihukum oleh public secara zalim. Umat islam sekali lagi membeo kepada mereka. Pornografi, homoseks, dan penyimpangan seksual yang bejat, kotor, dan bertentangan dengan fitrah manusia, baik Muslim atau non Muslim, menjadi indah dan wajar dalam pandangan mereka. Sebagian Ummat Islam pun ikut-ikutan menilai yang bejat itu menjadi wajar. Ajaran yang dianggap sesat di dalam Islam, mereka anggap Hak Asasi Manusia dan merupakan kebebasan untuk meyakini ajaran apa saja. Na’uzu Billah min zalik.


Jika Barat menganggap poligami itu buruk dan aib, di mana seorang lelaki mempunyai isteri yang sah lebih dari satu, maka umat Islampun ikut-ikutan menilai poligami itu buruk dan penindasan terhadap perempuan. Bahkan meng”hukum” orang yang melakukannya. Tapi, jika seorang lelaki atau perempuan berganti-ganti pasangan tanpa nikah, melakukan hubungan zina dengan siapa saja yang dia sukai, mereka anggap wajar dan kebebasan sebagai manusia. 


Beginilah nasib ummat Islam sekarang. Menilai sesuatu dengan mengikuti standard penilaian kaum Kuffar. Menikahi anak belasan tahun dianggap oleh Barat sebagai pelecehan terhadap anak, maka ummat Islampun ikut mencelanya. Sementara anak-anak jalanan belasan tahun yang melakukan hubungan seks, tidak pernah diributkan oleh media. Di Barat, anak umur 14 tahun sudah diajari gurunya di sekolah cara berhubungan badan yang ‘aman’. Dan anak-anak sekolah mempraktikkannya dengan teman-temannya. Itu tidak dianggap tabu, karena tidak menikah. Jika menikah dengan sah, akan menjadi aib dan malu.


Lalu pertanyaannya sampai kapan kita sebagai pengekor? Apakah tidak tiba saatnya, ummat Islam ini hidup dewasa, merdeka, mandiri dengan kebijakan sendiri, tidak bergantung kepada bangsa lain manapun. Padahal mereka mempunyai ‘aqidah. Mereka memiliki kitab suci sebagai petunjuk. Mereka mempunyai sunnah Nabinya Saw yang dijadikan pedoman dalam memahami jalan yang benar. Kapankah saatnya, ummat Islam kembali kepada kesadarannya untuk menjalankan hukum Agamanya untuk mengatur dunia dan akhiratnya? 


Sadarkah mereka bahwa solusi tidak pernah datang dari luar mereka, melainkan dari dalam mereka sendiri? Marilah kita berdoa kepada Allah Swt agar ummat ini diberiNya petunjuk dan Hidayah untuk menapaki jalanNya yang lurus, jalan orang-orang yang beriman. Amiin.



اللهم أرنا الحق حقا وارزقنا اتباعه ، وأرنا الباطل باطلا وارزقنا اجتنابه. اللهم إنا نسالك الهدى والتقى والعفاف والغنى. اللهم ارفع مقتك وغضبك عنا . اللهم لا تدع في مقامنا هذا ذنبا إلا غفرته ولا هما إلا فرجته ولا دينا إلا قضيته ولا حاجة من جوائج الدنيا إلا قضيتها ويسرتها يا رب العالمين. اللهم أعز الإسلام والمسلمين وأذل الشرك والمشركين ودمر أعداءك أعداء الدين


+Credit H.M. Nur Fauzan Ahmad
.

Sunday, 27 January 2013

BERTASAWWUF YANG BENAR


Dua orang ulama besar pernah hidup pada satu zaman. Keduanya dikenal sebagai ahli fiqih dan sekaligus ahli ma'arifat. Yang satu bernama Syeikh Sufyan Al-Tsauri. Ia dikenal sebagai pendiri mazhab fiqih besar di zamannya; tetapi dalam perkembangan zaman, fiqihnya kalah popular dibandingkan dengan fiqih-fiqih yang lain, satunya lagi adalah Imam Ja’afar Al- Shadiq, salah satu di antara “bintang” cemerlang dalam silsilah tariqat.
Pada suatu hari Syeikh Sufyan Al-Tsauri. mendatangi Imam Ja’afar Al-Shadiq dan di dapatinya Imam Ja’afar dalam pakaian yang indah gemerlap, hingga tampak bagi Al-Tsauri sangat mewah. Dia merasa, Imam yang terkenal sangat salih dan zahid, tidak pantas untuk memakai pakaian seperti itu. Dia berkata, “Busana ini bukanlah pakaianmu!”. 
Imam Ja'afar Al-Shadiq membalas ucapan Al-Tsauri dengan berkata: 
“Dengarkan aku dan semak apa yang akan aku katakan padamu. Apa yang akan aku ucapkan ini, baik bagimu sekarang dan pada waktu yang akan datang, jika kamu ingin mati dalam sunnah dan kebenaran, dan bukan mati di atas bid’ah.
Aku beritakan padamu, bahwa Rasulullah saw hidup pada zaman yang sangat miskin. Ketika kemudian zaman berubah dan dunia datang, orang yang paling berhak untuk memanfaatkannya adalah orang-orang salih, bukan orang-orang yang durhaka; orang-orang mukmin, bukan orang-orang munafik; orang-orang Islamnya bukan orang-orang kafirnya. Apa yang akan kau ingkari, hai Al- Tsauri? Demi Allah, walaupun kamu lihat aku dalam keadaan seperti ini sejak pagi hingga sore, jika dalam hartaku ada haq yang harus aku berikan pada tempatnya, pastilah aku sudah memberikannya semata-mata karena Allah.”


Pada saat itu datanglah rombongan orang yang 'bergaya sufi'. Mereka mengajak orang banyak untuk mengikuti kehidupan mereka yang sangat sederhana. Mendengar ucapan Imam Ja’afar, mereka berkata, “Tampaknya sahabat kami ini tidak mampu membalas pembicaraan Tuan dan tidak dapat menyampaikan hujah.” 
Imam Ja’far berkata, “Tunjukkan hujah kalian.” 
Mereka menyahut, “Kami punya hujah dari Kitab Allah.” 
Kata Imam, “Tunjukkan dalil-dalilnya, kerana Kitab Allah lebih wajib untuk diikuti dan diamalkan.berbanding selainnya” 
Mereka berkata, “Allah swt mengkhabarkan sekelompok sahabat Nabi saw: di dalam kitab-Nya; Dan mereka mendahulukan orang-orang lain di atas diri mereka sendiri sekali pun mereka memerlukan apa yang mereka berikan itu; siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr; 9) Allah memuji mereka. Kemudian Allah berfirman dalam ayat yang lain; Mereka memberikan makanan yang mereka cintai kepada orang miskin, yatim, dan tawanan. Cukuplah bagi kami semua keterangan ini.”
Di antara yang hadir dalam majelis itu ada seseorang yang segera membidas, “Kami tidak melihat kalian (dengan maksud orang yang 'bergaya sufi' itu) menahan diri untuk tidak makan makanan yang baik. Malahan kalian memerintahkan orang lain untuk mengeluarkan harta mereka supaya kalian bersenang-senang dengan memanfaatkan harta mereka.” 
Imam berkata pada orang itu, “Tinggalkan olehmu apa yang tidak bermanfaat bagi kamu.” 
Setelah itu Imam berkata kepada mereka yang menyampaikan dalil-dalil dari Al- Quran itu, “Hai saudara-saudara, ceritakan kepadaku apakah kalian tahu nâsikh-mansûkh dalam Al-Quran, muhkam dan mutasyâbih-nya? Karena di sinilah umat ini banyak yang tersesat atau binasa.” 
Mereka menjawab: “Sebagian memang kami ketahui. Tetapi sebagian yang lain tidak.”
Dengan bertanya seperti itu, Imam Ja’afar bermaksud untuk mengajarkan mereka untuk berhati-hati menafsirkan Al-Quran, tanpa bantuan ilmu yang memadai. Karena di dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang berlaku dalam konteks tertentu tetapi tidak pada konteks yang lain (nâsikh-mansûkh). Di dalamnya juga ada yang sangat jelas maknanya dan ada yang sekilas tampak ambigu (muhkam mutasyâbih). 
Setelah itu, Imam Ja’afar berkata: 
“Apa yang kalian sebut sebagai keterangan dari Al-Quran tentang orang yang mendahulukan orang lain, walaupun diri mereka dan keluarga mereka kepayahan, perbuatan mereka itu hanyalah hal yang diperbolehkan bukan hal yang dilarang. Mereka mendapat pahala di sisi Allah. (Tidak ada perintah untuk melakukan perbuatan seperti itu. Mereka boleh saja melakukan hal demikian). Tetapi Allah setelah itu memerintahkan mereka untuk melakukan hal yang bertentang dengan apa yang mereka lakukan. Perintah Tuhan itu menjadi nâsikh (menghapuskan) bagi perbuatan mereka.
Allah melarang mereka untuk berbuat demikian sebagai ungkapan kasih sayangnya kepada kaum mukmin. Supaya mereka tidak menyengsarakan dirinya dan keluarganya. Mungkin ada di antara mereka anak-anak kecil yang lemah, anak-anak, orang tua renta, orang yang sudah sangat tua yang tidak sanggup lagi menahan lapar. Jika aku menyedekahkan makananku kepada orang lain, padahal padaku tidak ada lagi makanan selain itu, pastilah semua keluargaku ditelantarkan dan binasa dalam keadaan lapar."

Karena itulah Rasulullah saw bersabda: 
"Jika ada lima butir kurma atau lima dinar atau dirham yang dimiliki seseorang, kemudian ia ingin mengekalkan wang itu, maka yang paling utama ialah ia memberikannya kepada kedua orangtuanya, kemudian kepada dirinya dan keluarganya, kemudian kepada kerabat dan saudaranya kaum muslim, kemudian kepada tetangganya yang miskin, dan terakhir pada ranking kelima, ia mensedekahkannya di jalan Allah."
Seorang Anshar memerdekakan lima atau enam orang budak sebelum matinya, padahal ia tidak punya harta lain selain itu. Ia meninggalkan anak-anak kecil. Nabi saw pernah berkata kepada sahabatnya: 
‘Sekiranya kalian memberitahukan kepadaku keadaan dia, aku tidak akan membiarkan kalian menguburkannya di pekuburan muslimin. Ia menelantarkan anak-anak kecil dan membiarkan mereka mengemis kepada orang lain.’ 
Kemudian Imam berkata: ‘Ayahku menyampaikan kepadaku dari Nabi saw bahwa ia bersabda; 
' Mulailah dari tanggunganmu yang paling dekat, kemudian yang paling dekat, dan seterusnya! '
Kemudian, inilah yang difirmankan dalam Al-Quran, yang menolak argumentasi kalian dan diwajibkan kepada kalian oleh Tuhan yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana; 
" Dan orang-orang yang apabila membelanjakan hartanya, mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqan; 67). 
Tidakkah kalian perhatikan bahwa Allah mengecam orang yang berlebih-lebihan dalam menginfakkan hartanya? Pada ayat lain Allah swt berfirman, 
“Sesungguhnya Ia tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al-An’am; 141, QS. Al-A’raf; 31). 
Tuhan melarang mereka berlebihan dan melarang mereka kedekut. Yang benar itu ialah yang berada di tengah-tengah. Seseorang tidak boleh memberikan seluruh hartanya, lalu setelah itu, ia berdoa agar Tuhan memberinya rezeki. Doa seperti itu tidak akan dikabulkan.
Rasulullah saw bersabda: 
Ada beberapa kelompok dari umatku yang doanya tidak akan dikabulkan; Doa seorang anak yang disampaikan untuk mencelakakan orang tuanya, doa seseorang untuk mencelakakan pengutangnya padahal ketika ia membuat transaksi tidak ada saksi, doa seorang lelaki untuk mencelakakan isterinya padahal Allah sudah menyerahkan tanggungjawab memelihara isteri itu di tangannya, dan doa seseorang yang duduk di rumah lalu ia tidak henti-hentinya bermohon: ‘Tuhanku berilah rezeki padaku’; kemudian ia tidak keluar rumah untuk mencari rezeki. 
Allah swt akan berkata kepadanya: ‘Wahai hamba-Ku, bukankah Aku sudah memberi jalan bagimu untuk mencari rezeki dan berusaha di bumi dengan modal tubuhmu yang sihat? Supaya kamu tidak bergantung pada orang lain. Jika Aku kehendaki, Aku akan memberi rezeki. Jika Aku kehendaki, Aku batasi rezeki kamu. Dan alasanmu Aku terima.’
“Selain itu, doa orang yang tidak akan Aku dengar adalah doa seseorang yang mendapat rezeki yang banyak dari Allah swt. Ia mengeluarkan semuanya kemudian ia kembali sambil berdoa: ‘Ya Rabbi, berilah aku rezeki’. 
Tuhan berfirman: ‘Bukankah Aku telah memberimu rezeki yang banyak. Kenapa kamu tidak berhemat seperti yang Aku perintahkan? Mengapa kamu berlebih-lebihan seperti yang Aku larang?’ 
Kemudian terakhir, doa yang tidak akan didengar Tuhan adalah doanya orang yang memutuskan silaturahim.’
Allah mengajari Nabi-Nya bagaimana cara berinfaq. Di suatu hari, pada diri Rasulullah saw ada beberapa wang emas. Ia tidak ingin tidur bersama wang itu. Kemudian ia mensedekahkannya. Pagi hari ada seseorang yang datang meminta bantuan kepadanya. Tapi Rasulullah tidak punya apa pun. Peminta itu kecewa karena Nabi saw tidak membantunya. Rasulullah saw juga berduka cita karena tidak dapat memberinya apa pun, padahal Nabi saw adalah orang yang sangat santun dan penuh kasih. Allah swt lalu mendidik beliau dengan firman-Nya: 
Janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu di kudukmu, jangan juga engkau buka selebar-lebarnya, nanti kamu duduk dalam keadaan menyesal dan rugi (QS. Al-Isra 29).”
Sufyan Al-Tsauri, boleh dikatakan, mewakili pandangan sekelompok orang yang meyakini bahwa kesucian harus dicapai dengan mengorbankan segala-galanya, meninggalkan pekerjaan, memberikan seluruh harta, meninggalkan keluarga, mengasingkan diri, dan menjauhkan diri dari dunia. Konon, kerana cinta dunia itu sumber segala kejahatan, akhirnya mereka memilih untuk membenci dunia.
Mujahadah dan Riyadhah.gaya Al-Tsauri, tidaklah boleh dikatakan salah, kerana memang ada segolongan orang yang disebabkan  'kondisi tertentu harus menjalani model itu', tetapi tidak dapat diterapkan sepenuhnya kepada semua orang, kerana jika demikian, siapakah di antara kita yang harus membayar zakat, melakukan ibadah haji, mengurus orang yang lemah, membiayai pendidikan, melakukan penelitian ilmiah dan sebagainya ? 
Hanya melihat kehidupan tasawuf model ini, boleh melahirkan pendapat yang keliru dalam memandang tasawwuf dan kehidupan Sufi yang oleh sebagian penentangnya, dikaitkan dengan identiti kemiskinan, kelusuhan, dan bahkan kekotoran. Boleh membuat orang takut belajar tasawwuf dan menjalani kehidupan sufi kerana khuatir menjadi miskin.
Imam Ja’afar menunjukkan dengan argumentasi yang sangat fasih, bahwa tasawwuf sejati tidak demikian. Ia menjelaskan bahwa kemiskinan yang disamakan dengan kesalihan berasal dari kekeliruan dalam memahami Al-Quran dan hadith. 
Tasawuf sejati bukan tidak memiliki dunia tetapi tidak dimiliki dunia. Sufi bukan berarti tidak mempunyai apa-apa, tetapi tidak dipunyai apa-apa.( Laisa Zuhud bian La tamlika Syaian , Innama Zuhud an laa yamlikaka dzalikas syaik), seperti hal ini ditegaskan oleh Imam Abil Hasan Ali Assadzili
Seorang sufi boleh saja, malah mungkin harus, memiliki kekayaan yang banyak; tetapi ia tidak akan melupakan kewajiban diri maupun hartanya, dalam meraih dan mengagihkannya dan dia tidak meletakkan kebahagiaan pada kekayaannya. Hatinya tidak bergantung pada harta dan kekayaannya melainkan kepada ALLAH yang memberinya anugerah harta dan kekayaan itu.dan kepadanya sepenuhnya ia bersujud dan menumpahkan puji syukur.
Update : 14 / Oktober / 2005
Edisi 16 Th. 2-2005M/1426H
+Credits to: almihrab.com

Saturday, 19 January 2013

DO'A KANZUL ARASYH (KHAZANAH 'ARASH)

Salam.
DO'A KANZUL 'ARASY. DOA' KANZIL 'ARASY. DOA' KANZUL 'ARSY. DO'A KANZIL 'ARSY . DO'A KANZUL 'ARASYH . DO'A KANZIL 'ARASYH
Di sini, saya tidak berminat mahu mengemukakan fadhilat (kelebihan) Do'a Kanzul Arasy.
DO'A KANZUL 'ARASY. DOA' KANZIL 'ARASY. DOA' KANZUL 'ARSY. DO'A KANZIL 'ARSY . DO'A KANZUL 'ARASYH . DO'A KANZIL 'ARASYH
Ini kerana bukanlah maksud untuk mendapatkan segala kelebihan ini yang sepatutnya menjadi matlamat utama, tetapi perkara yang paling penting dan utama adalah kerana kecintaan kita terhadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan 'aqidah yang suci bersih dan tulus ikhlas, maka kita menyebutkan Nama-NamaNya yang mulia ini semata-mata dengan niat untuk mencintaiNya dan mencari keredhaanNya.
DO'A KANZUL 'ARASY. DOA' KANZIL 'ARASY. DOA' KANZUL 'ARSY. DO'A KANZIL 'ARSY . DO'A KANZUL 'ARASYH . DO'A KANZIL 'ARASYH
Saya tidak berminat nak menyertakan apa-apa kaifiat dzikir/do'a yg diberi nama Kanzul Arasy. Juga tidak berminat nak membahaskan hukum mengamalkan, soal kemusykilan jatuh syirik, jatuh sesat lah jika membacanya bla-bla-bla. 

Saya sama-sekali tidak berminat nak mengupas kenyataan bahawa Do'a Kanzul Arsy ini adalah 'trick dan strategi penyesatan serta pemurtadan gaya baru' ... ekoran beberapa portion dari Do'a Kanzul Arasy yang dikatakan menimbulkan kontroversi.

Juga saya tak minat nak bahas berkenaan amalan do'a ini bukan dari mana-mana sumber hadith. 

SESUNGGUHNYA SAYA TAK BERMINAT NAK BAHAS KE SEMUA YANG TELAH TERSEBUT DI ATAS.
---------------------------------

Ia berupa himpunan Nama-Nama Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang tersusun dalam lafaz-lafaz yang indah dan dinamakannya sebagai Doa Kanzil 'Arash yang bererti seruan doa dari Khazanah 'Arash. Seluruh Nama-Nama Allah adalah bagi menyatakan keagungan DzatNya. Allah adalah Dzat Yang Maha Sempurna dan Maha Agung KebesaranNya. Lafaz Allah adalah nama bagi DzatNya manakala seluruh Nama-NamaNya yang lain adalah bagi menyatakan kesempurnaan DzatNya, SifatNya dan PerlakuanNya. Allah adalah Dzat yang terhimpun padaNya segala sifat-sifat kesempurnaan dan terbebas dari-Nya segala sifat-sifat yang lemah dan keji.
DO'A KANZUL 'ARASY. DOA' KANZIL 'ARASY. DOA' KANZUL 'ARSY. DO'A KANZIL 'ARSY . DO'A KANZUL 'ARASYH . DO'A KANZIL 'ARASYH

Jika ketujuh-tujuh petala langit dan bumi ini dijadikan sebagai kertas dan sekelian pohon-pohon di atas seluruh muka bumi ini dijadikan pena dan sekelian makhluk di langit dan di bumi dari azali hingga ke abadi berkumpul untuk menuliskan kata-kata pujian terhadap Dzat Allah Yang Maha Agung, nescaya tetap tidak akan habis.


KANZIL 'ARASYH KANZIL 'ARASYH KANZIL 'ARASYH KANZIL 'ARASYH . KANZIL 'ARASYH
 Kanzul 'Arasy ~ Perbendaharaan Yang Tersimpan di Arasy ( عَرْش )



بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ االرَّحِيم



1.
لااله الا الله سبحان  الملك القدوس
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Malikil Qudduus
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci  ...
Yang Maha Raja; Lagi Maha Memiliki Kesucian.
.
2.
لااله الا الله سبحان  العزيز الجبار
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ‘Aziizil Jabbaar
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Perkasa; Lagi Maha Gagah.
.
3.
لااله الا الله سبحان  الروف الرحيم
Laa ilaaha illallaahu subhaanar Ra-uufir Rahiim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Belas Kasihan-Belas; Lagi Maha Pengasih.
.
4.
لااله الا الله سبحان  الغفور  الرحيم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Ghafuurir Rahiim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Pengampun; Lagi Maha Pengasih.
.
5.
لااله الا الله سبحان  الكريم  الحكيم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Kariimil Hakiim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Mulia; Lagi Maha Bijaksana.
.
6.
لااله الا الله سبحان  القوي  الوفي
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Qawiyyil Wafiyyi
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Kuat
Lagi Maha Menyempurnakan 
(Memenuhi/ Mencukupkan).
.
7.
لااله الا الله سبحان  اللطيف الخبير
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Lathiifil Khabiir
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Halus; Lagi  Maha Waspada / Teliti (Detail).
.
8.
لااله الا الله سبحان  الصمد المعبود
Laa ilaaha illallaahu subhaanash Shamadil Ma’buud
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha bergantung kepada-Nya segala sesuatu; 
Lagi  Maha diSembah
.
9.
لااله الا الله سبحان الغفو ر الودود
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Ghafuuril Waduud
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Pengampun; Lagi Maha Pencinta.
.
10.
لااله الا الله سبحان الوكيل الكفيل
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Wakiilil Kafiil
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Penolong; Lagi Maha Penjamin/Pelindung.
.
11.
لااله الا الله سبحان  الرقيب الحفيظ
Laa ilaaha illallaahu subhaanar Raqiibil Hafiidzh
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Mengawasi; Lagi Maha Pemelihara.
.
12.
لااله الا الله سبحان  الدائم القا ئم
Laa ilaaha illallaahu subhaanad Daaimil Qaa-imi
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Berkekalan; Lagi Maha Berdiri .
.
13.
لااله الا الله سبحان المحي المميت
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Muhyil Mumiit
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Menghidupkan; Lagi Maha Mematikan.
.
14.
لااله الا الله سبحان  الحي القيوم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Hayyil Qayyuum
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Hidup Kekal; Lagi Maha Berdiri Sendiri 
Terus-Menerus Mengurus Makhluq-Nya
.
15.
لااله الا الله سبحان  الخالق  البارئ
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Khaaliqil Baari-i
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Pencipta; Lagi Maha Menjadikan.
.
16.
لااله الا الله سبحان  العلي العظيم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ‘Aliyyil ‘Azhiim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Tinggi; Lagi Maha Agung.
.
17.
لااله الا الله سبحان   الواحد  الاحد
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Waahidil Ahad
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Tunggal; Lagi Maha Esa.
.
18.
لااله الا الله سبحان  المؤمن  المهيمن
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Mukminil Muhaimin
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Memberi Keamanan; Lagi  Maha Memelihara.
.
19.
لااله الا الله سبحان  الحبيب الشهيد
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Habiibisy Syahiid
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Mengasihi; Lagi Maha Menyaksikan. 
.
20.
لااله الا الله سبحان  الحليم  الكريم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Haliimil Kariim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci  ...
Yang Maha Penyantun; Lagi Maha Mulia. 
.
21.
لااله الا الله سبحان  الاول   القد يم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Awwalil Qadim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Awal ; Lagi Maha Sedia - Mula.
.
22.
لااله الا الله سبحان  الاول  الاخر
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Awwalil Aakhir
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Sedia -Awal ; Lagi Maha Sedia Akhir .
.
23.
لااله الا الله سبحان  الظأهر ألباطن
Laa ilaaha illallaahu subhaanazh Zhaahiril Bathin
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Zahir; Lagi Maha Batin. 
(Yang Maha Nyata ; Lagi Maha Tersembunyi)
.
24.
لااله الا الله سبحان  الكبير  المتعال
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Kabiiril Muta’aal
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Besar; 
Lagi Maha Memiliki Segala Ketinggian. 
.
25.
لااله الا الله سبحان   القاضى  الحاجات
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Qaadhil Haajaat
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Menunaikan Segala Hajat.
.
26.
لااله الا الله سبحان  رب  العرش العظيم
Laa ilaaha illallaahu subhaanar rabbil ‘Arsyil ‘Azhiim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Tuhan Maha Menguasai 'Arash Yang Agung.
.
27.
لااله الا الله سبحان الرحمن  الرحيم
Laa ilaaha illallaahu subhaanar Rahmaanir Rahiim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Pemurah; Lagi Maha Penyayang.
.
28.
لااله الا الله سبحان  ربي الاعلى
Laa ilaaha illallaahu subhaana Rabbiyal A’la
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Tuhanku Yang Maha Tinggi. 
.
29.
لااله الا الله سبحان  البرهان  السلطان
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Burhaanis Sulthan
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Mempunyai Bukti/ Dalil/Hujjah; 
Lagi Maha Memiliki Kekuasaan   
.
30.
لااله الا الله سبحان  السميع  البصير
Laa ilaaha illallaahu subhaanas Samii’il Bashiir
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Mendengar; Lagi Maha Melihat.
.
31.
لااله الا الله سبحان  الواحد   القهار
Laa ilaaha illallaahu subhaanal waahidil qahhar
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Tunggal; Lagi Maha Gagah Mengalahkan. 
.
32.
لااله الا الله سبحان  العليم  الحكيم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ‘Aliimil Hakiim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Mengetahui; Lagi Maha Bijaksana. 
.
33.
لااله الا الله سبحان  الستار الغفار
Laa ilaaha illallaahu subhaanas Sattaril Ghaffaar
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Menutupi; Lagi Maha Mengampuni.
.
34.
لااله الا الله سبحان  الرحمن الديان
Laa ilaaha illallaahu subhaanar Rahmaanid Dayyaan
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Pemurah; 
Lagi Maha Membalas (Memberi Ganjaran).
.
35.
لااله الا الله سبحان  الكبير  الاكبر
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Kabiiril Akbar
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Terbesar; Lagi Maha Besar.
.
36.
لااله الا الله سبحان  العليم  العلام
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ‘Aliimil ‘Allam
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Mengetahui; Lagi Sangat Mengetahui.
.
37.
لااله الا الله سبحان  الشافئ  الكافي
Laa ilaaha illallaahu subhaanasy Syaafil Kaafii
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Menyembuhkan; 
Lagi Maha Mencukupkan. 
.
38.
لااله الا الله سبحان  العظيم  الباقي
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ‘Azhiimil Baaqii
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Agung; Lagi Sangat Kekal.
.
39.
لااله الا الله سبحان  الصمد الاحد
Laa ilaaha illallaahu subhaanash Shamadil Ahad
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Bergantung Kepada-Nya Segala Sesuatu; 
Lagi Maha Esa.
.
40.
لااله الا الله سبحان رب الارض والسموت
Laa ilaaha illallaahu subhaana Rabbil ardhi wassamaawaat
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Tuhan Penguasa Bumi Dan Sekelian Langit.
.
41.
لااله الا الله سبحان   خالق المخلوقات 
Laa ilaaha illallaahu subhaana Khaaliqil Makhluuqaat
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Pencipta Sekelian Makhluk.
.
42.
لااله الا الله سبحان  من خلق  اليل والنهار  
Laa ilaaha illallaahu subhaana man Khalaqal laila wannahaar
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang  Menjadikan Siang dan Malam
.
43.
لااله الا الله سبحان  الخالق الرازق
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Khaaliqir Raaziqi
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Pencipta; Lagi Maha Pemberi Rezeki.
. 
44.
لااله الا الله  سبحان ألفتاح  العليم 
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Fattaahil ‘Aliim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Pembuka; Lagi Maha Mengetahui.
.
45.
لااله الا الله سبحان  ألعزيز الغنى
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ‘Aziizil Ghaniyyi
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Gagah Perkasa; Lagi Maha Kaya-Raya.
.
46.
لااله الا الله  سبحان  ألغفور  الشكور
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Ghafuurisy Syakuur
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Pengampun; Lagi Maha Disyukuri. 
.
47.
لااله الا الله سبحان العظيم العليم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ‘Azhiimil ‘Aliim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Agung; Lagi Maha Mengetahui. 
.
48.
لااله الا الله سبحان  ذي الملك  والملكوت
Laa ilaaha illallaahu subhaana Dzil Mulki wal malakuut
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Memiliki Pemerintahan Dan Segala Kerajaan.
.
49.
لااله الا الله سبحان  ذي العزة  والعظمة
Laa ilaaha illallaahu subhaana Dzil ‘Izzati wal ‘Azhamati
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Memiliki Kemuliaan-Kebesaran Dan Keagungan.
.
50.
لااله الا الله سبحان  ذي الهيبة والقد رة
Laa ilaaha illallaahu subhaana Dzil Haibati wal Qudrati
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Memiliki Kehebatan Dan Kekuasaan.
.
51.
لااله الا الله سبحان  ذى الكبرياء  والجبروت
Laa ilaaha illallaahu subhaana Dzil Kibriyani wal Jabaruut
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Memiliki Segala Kebesaran Dan Keperkasaan.
.
52.
لااله الا الله سبحان  الستار العظيم
Laa ilaaha illallaahu subhaanas Sattaaril ‘Azhiim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Menutupi; Lagi Maha Agung
.
53.
لااله الا الله سبحان  العالم الغيب
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ‘Aalimil Ghaibi
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Mengetahui; 
Lagi Maha Mengetahui Perkara Ghaib.
.
54.
لااله الا الله سبحان  الحميد المجيد
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Hamiidil Majiid
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Terpuji; Lagi Maha Mulia.
.
55.
لااله الا الله سبحان  الحكيم القد يم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Hakiimil Qadiim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Bijaksana; Lagi Maha Sedia Ada
.
56.
لااله الا الله سبحان  القادر الستار
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Qaadiris Sattaar
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Berkuasa; Lagi Maha Menutupi.
.
57.
لااله الا الله سبحان  السميع  العليم
Laa ilaaha illallaahu subhaanas Samii’il ‘Aliim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci  ...
Yang Maha Mendengar,Yang Maha Mengetahui.
.
58.
لااله الا الله سبحان  الغنى العظيم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Ghaniyyil ‘Azhiim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Kaya; Lagi Maha Agung.
.
59.
لااله الا الله سبحان  العلام السلام
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ‘Allamis Salaam
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Sangat Mengetahui; 
Lagi Maha Sejahtera.
.
60.
لااله الا الله سبحان الملك النصير
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Malikin Nashiir
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Raja; 
Lagi Maha Memberikan Pertolongan.
.
61.
لااله الا الله سبحان الغنى الرحمن
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Ghaniyyir Rahmaan
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Kaya; Lagi Maha Pemurah.
.
62.
لااله الا الله سبحان  القريب الحسنات
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Qariibil Hasanaat
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Dekat; Lagi Maha Memiliki Kebaikan
.
63.
لااله الا الله سبحان  الولى الحسنات
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Waliyyil Hasanaat
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Pelindung; Lagi Maha Memiliki Kebaikan. 
.
64.
لااله الا الله سبحان  الصبور الستار
Laa ilaaha illallaahu subhaanash Shabuuris Sattaar
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Penyabar; Lagi Maha Menutupi. 
.
65.
لااله الا الله سبحان الخالق النور
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Khaaliqin Nuur
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Menciptakan Cahaya. 
.
66.
لااله الا الله سبحان  الغنى المعجز
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Gghaniyyil Mu’jizi
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Kaya,Yang Maha Memiliki Mukjizat.
.
67.
لااله الا الله سبحان  الفضل  الشكور 
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Faadhilisy Syakuur
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Memiliki Kelebihan,Yang Maha diSyukuri. 
.
68.
لااله الا الله سبحان الغنى القديم
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Ghaniyyil Qadiim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Kaya; Lagi Maha Sedia Ada Terdahulu. 
.
69.
لااله الا الله سبحان  ذى الجلا ل المبين
Laa ilaaha illallaahu subhaana Dzil Jalaalil Mubiin
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Memiliki Keagungan-Kebesaran; 
Lagi Maha  Jelas Lagi Nyata
.
70.
لااله الا الله سبحان  الخالص المخلص
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Khaalishil Mukhlish
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Tulus-Murni; Lagi Maha Ikhlas.
.
71.
لااله الا الله سبحان الصادق الوعد
Laa ilaaha illallaahu subhaanash Shaadiqil Wa’di
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Benar Akan Janji-janji-Nya. 
.
72.
لااله الا الله سبحان الحق المبين
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Haqqil Mubiin
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Benar (Haqq) Lagi Maha Jelas-Nyata .
.
73.
لااله الا الله سبحان  ذى القوة  المتين
Laa ilaaha illallaahu subhaana Dzil Quwwatil Matiin
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Kuat; Lagi Maha Teguh. 
.
74.
لااله الا الله سبحان  القوي العزيز
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Qawiyyil ‘Aziiz
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Kuat,; Lagi Maha Perkasa.
.
75.
لااله الا الله سبحان  الحي الذي  لايموت
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Hayyil Ladzii Laa Yamuut
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Hidup; Lagi Tidak  Mati. 
.
76.
لااله الا الله سبحان  العلام  الغيوب
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ‘Allamul Ghuyuub
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu Yang Ghaib. 
.
77.
لااله الا الله سبحان  الستار العيوب
Laa ilaaha illallaahu subhaanas Sattaaril ‘Uyuub
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Menutupi Segala Sesuatu Yang 'Aib.
. 
78.
لااله الا الله سبحان  ذى  الغفران  المستعان 
Laa ilaaha illallaahu subhaana Dzil Ghufraanil Musta’aan.
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Memberikan Keampunan; 
Lagi Maha dimintai Pertolongan-Nya.
.
79.
لااله الا الله سبحان  رب العالمين
Laa ilaaha illallaahu subhaana Rabbil ‘Aalamiin
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Tuhan Sekelian Alam Semesta. 
.
80.
لااله الا الله سبحان  الرحمن الستار
Laa ilaaha illallaahu subhaanar Rahmaanis Sattaar
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
 Yang Maha Pemurah; Lagi Maha Menutupi. 
.
81.
لااله الا الله سبحان  الرحيم  الغفار
Laa ilaaha illallaahu subhaanar Rahiimil Ghaffaar
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Penyayang;Lagi Maha Mengampuni. 
.
82.
لااله الا الله سبحان  العزيز الوهاب
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ‘Aziizil Wahhaab
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Perkasa; Lagi Maha Pemberi Kurnia.
.
83.
لااله الا الله سبحان  القادر المقتد ر
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Qaadiril Muqtadir
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Berkuasa; Lagi Maha Pemberi Kekuasaan. 
.
81.
لااله الا الله سبحان  ذى الغفران الحليم
Laa ilaaha illallaahu subhaana Dzil Ghufraanil Haliim
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Memiliki Keampunan; 
Lagi Maha Penyantun (Lemah Lembut). 
.
85.
لااله الا الله سبحان  الملك  الملك
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Malikil Mulki
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Menguasai/ Memiliki Segala Kerajaan. 
.
86.
لااله الا الله سبحان   البارئ  المصور 
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Baari-il Mushawwir
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Menciptakan; Lagi Maha Merekabentuk. 
.
87.
لااله الا الله سبحان  العزيز الجبار
Laa ilaaha illallaahu subhaanal ‘Aziizil Jabbaar
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Perkasa; Lagi Maha Berkuasa.
.
88.
لااله الا الله سبحان  الجبا ر المتكبير
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Jabbaaril Mutakabbir
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Berkuasa;
Lagi Maha Memiliki Kehebatan-Kebesaran.
.
89.
لااله الا الله سبحان عما يصفون
Laa ilaaha illallaahu subhaanallaahi ‘Ammaa Yashifuun
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Dari Segala Apa Yang Mereka Sifatkan (Gambarkan).
.
90.
لااله الا الله سبحان  القد وس  السبوح
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Qudduusis Subbuuh
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Memiliki Kesucian Dzat & Sifat-Nya; 
Lagi Maha Suci.
.
91.
لااله الا الله سبحان  رب  الملائكت  والروح
Laa ilaaha illallaahu subhaana Rabbil Malaaikati War- Ruuh
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Tuhan Para Sekalian Malaikat Dan Ruh.
.
92.
لااله الا الله سبحان   ذى  الا لاء  والنعماء 
Laa ilaaha illallaahu subhaana Dzil Aalaa-i wan Na’maa-i
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci Allah
Yang Memiliki Segala Tanda-Tanda Kebesaran; 
Lagi Maha Memberikan Nikmat.
.
93. 
لااله الا الله سبحان  الملك  المقصود
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Malikil Maqshuud
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci Allah
Yang Maha Raja, Yang Menjadi Maksud (Tujuan). 
.
94.
لااله الا الله سبحان  الحنان المنان
Laa ilaaha illallaahu subhaanal Hannaanil Mannaan
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci ...
Yang Maha Belas Kasihan; 
Lagi Maha Pemberi Anugerah.
.
95.
لااله الا الله   ادم صفي الله
Laa ilaaha illallaahu Aadamu Shafiyyullah
Tiada Tuhan selain Allah, 
Nabi Adam 'Alaihissalam Adalah Safiyullah. 
.
96.
لااله الا الله  نوح  نجي الله
Laa ilaaha illallaahu Nuuhun Najiyyullaah
Tiada Tuhan selain Allah,
Nabi Nuh 'Alaihissalam Adalah Najiyullah.
.
97.
لااله الا الله  ابراهيم خليل الله
Laa ilaaha illallaahu Ibraahiimu Khaliilullaah
Tiada Tuhan selain Allah,
 Nabi Ibrahim 'Alaihissalam Adalah Khalilullah. 
.
98.
لااله الا الله  اسماعيل  ذ بيح الله
Laa ilaaha illallaahu Ismaa’iilu Dzabiihullah
Tiada Tuhan selain Allah,
Nabi Ismail 'Alaihissalam Adalah Dzabihullah.
.
99.
لااله الا الله  موسى كليم الله
Laa ilaaha illallaahu Muusa Kalimullah
Tiada Tuhan selain Allah,
Nabi Musa 'Alaihissalam Adalah Kalimullah. 
.
100.
لااله الا الله  داود خليفة الله
Laa ilaaha illallaahu Daawuuda Khalifatullah
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci Allah
Nabi Daud 'Alaihissalam Adalah Khalifatullah.
.
101.
لااله الا الله عيسى روح الله
Laa ilaaha illallaahu ‘Isaa Ruuhuullaah
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Suci Allah
Nabi 'Isa 'Alaihissalam Adalah Ruhullah. 
.
102.
لااله الا الله محمد رسول الله
Laa ilaaha illallaahu Muhammadur Rasuulullah
Tiada Tuhan selain Allah,
Nabi Muhammad 
Salla Allah-u 'Alayh-i wassalam Adalah Rasulullah. 
.
103.
اللهم ارحمنا ببركة
  توراة موسى - وانجيل عسى -  وزبور داود
Allahummarhamnaa bibarakati
Tauraati Muusaa ; wa Injiili ‘Isaa ; wa Zabuuri Daawuuda, 
Dan Rahmatilah Kami Dengan Keberkatan 
Kitab Taurat Musa 'A.S. ;
 Injil Nabi 'Isa 'A.S. ; Zabur Nabi Daud 'A.S.
.
104.
 وفرقان محمد صلى الله عليه وسلم
 برحمتك ياارحم الرحمين
wa Furqaani Muhammadin Shallahu ‘Alayh-i wasallama 
bi rahmatika ; yaa Arhamar Raahimiin.
Dan Keberkatan Kitab Furqan (Al-Quran) Nabi Muhammad 
Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wasallam,
Semoga Rahmat Dan Kesejahteraan Allah Ke Atasnya, 
Dengan Rahmat-Mu 
Wahai Dzat Yang Paling Maha Belas Kasihan
.
105.
والحمد لله رب العالمين
Walhamdu lillaahi Rabbil ‘Aalamiin
Dan Segala Jenis Puji-Pujian 
Adalah Khusus Hanya Bagi Allah 
Tuhan Pemelihara Sekelian Alam

.
---------------------------------
DO'A KANZUL 'ARASY. DOA' KANZIL 'ARASY. DOA' KANZUL 'ARSY. DO'A KANZIL 'ARSY . DO'A KANZUL 'ARASYH . DO'A 
Firman Allah dalam Surah Al-A'raf ayat 180
Dan bagi Allah terdapat Nama-Nama Yang Terbaik, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut  Nama-NamaNya itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut  Nama-NamaNya, nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan


Nama-nama yang terbaik adalah bagi menunjukkan keagungan yang sesuai dengan sifat-sifat Allah dan janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan Nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah. Segala nama-nama yang baik adalah dikhususkan hanya bagi Allah. Kita telah diperintahkan agar menyeru dan memohon kepada Allah menerusi sebutan Nama-NamaNya yang baik dan mulia. Nama-Nama Allah yang terbaik adalah begitu banyak dan tidak diketahui jumlah bilangannya yang sebenar. Menurut sebuah Hadits yang sahih yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari Rahmatullah 'Alaih menyatakan bahawa Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama-nama yang terbaik.

DO'A KANZUL 'ARASY. DOA' KANZIL 'ARASY. DOA' KANZUL 'ARSY. DO'A KANZIL 'ARSY . DO'A KANZUL 'ARASYH . DO'A 
---------------------------------
Di dalam surah Al-Isra ayat 110, Allah Ta'ala berfirman,
KANZIL 'ARASYH
Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman,dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al-Asmaa-Ul-Husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suara mu dalam Solatmu dan janganlah pula merendahkannyadan carilah jalan tengah di antara kedua itu"

Firman Allah dalam Surah Taha ayat 8,
Allah! Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, bagiNyalah segala nama-nama yang terbaik.

Firman-Nya lagi dalam Surah Al-Hasyar ayat 24,
Dialah Allah, Yang Menciptakan sekalian makhluk;Yang Mengadakan (dari tiada kepada ada); Yang  Membentuk rupa (makhluk-makhlukNya menurut yang dikehendakiNya); bagi-Nya lah nama-nama yang sebaik-baiknya dan semulia-mulianya; bertasbih kepadaNya segala yang ada di langit dan di bumi dan Dialah Yang tiada bandingNya, lagi Maha Bijaksana
.
Imam Bukhari Rahmatullah ‘Alaih telah meriwayatkan sebuah Hadits di dalam Sahih Bukhari menerangkan tentang Keesaan Dzat Allah Subhanahu Wa Ta’ala; dari Abul Yaman dan beliau meriwayatkan dari Shu’aib dan beliau meriwayatkan dari Abu Az-Zinaddan beliau meriwayatkan dari Al-A’raj dan beliau meriwayatkannya dari  Abu Hurairah


Telah diriwayatkan oleh Hadhrat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahawa Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘Alayhi Wasallam telah bersabda, “Sesungguhnya bagi Allah terdapat sembilan puluh sembilan Nama iaitu seratus kurang satu, barangsiapa yang memeliharaNya dalam hati akan masuk Syurga.”


Di dalam Hadits ini, Baginda Nabi Muhammad Rasulullah Sallallah-u ‘Alayh-i Wasallam telah menyatakan bahawa bagi Dzat Allah itu terdapat sembilan puluh sembilan Nama. Yang dimaksudkan dengan sembilan puluh sembilan itu adalah Nama-Nama Allah Yang Terbaik atau disebut sebagai Al-Asmaa Al-Husna.

DO'A KANZUL 'ARASY. DOA' KANZIL 'ARASY. DOA' KANZUL 'ARSY. DO'A KANZIL 'ARSY . DO'A KANZUL 'ARASYH . DO'A ---------------------------------
DO'A KANZUL 'ARASY. DOA' KANZIL 'ARASY. DOA' KANZUL 'ARSY. DO'A KANZIL 'ARSY . DO'A KANZUL 'ARASYH . DO'A 
Memelihara nama-nama tersebut di dalam hati bererti kita menghafalkannya dan mengamalkannya sebagai dzikir dan doa. Nama-Nama Allah ini mengandungi nilai keberkatan yang amat besar keranaianya merupakan Nama-Nama bagi Dzat Yang Maha Esa,yang terhimpun padaNya segala sifat-sifat yang sempurna dan Dia adalah Maha Suci dari sebarang kekurangan dan kelemahan. Nama-Nama Allah ini merangkumi Nama Dzat-Nya, Nama Sifat-Sifat-Nya dan Nama Af’al-Nya. Para ‘alim ‘ulama menyatakan bahawa Allah Ta’ala memiliki lebih 3000 Nama. Sesungguhnya hanya Allah sahaja yang Maha Mengetahui berapakah jumlah bilangan yang sebenar Nama-Nama-Nya.

DO'A KANZUL 'ARASY. DOA' KANZIL 'ARASY. DOA' KANZUL 'ARSY. DO'A KANZIL 'ARSY . DO'A KANZUL 'ARASYH . DO'A 
Di dalam Doa Kanzil 'Arash ini juga mengandungi Nama-Nama Allah dan ada di antaranya yang tidak dinyatakan di dalam himpunan Al-Asma Al-Husna yang sembilan puluh sembilan. Kesemua Nama-Nama yang dinyatakan ini adalah merujuk kepada Dzat Allah Yang Satu, Yang Maha Esa lagi Maha Tunggal. Menyebut Nama-Nama Allah sememangnya adalah merupakan suatu kurniaan nikmat dari Allah kerana diberikan Taufiq kepada kita menggerakkan lidah dan akal fikiran untuk menyebut dan memikirkan tentang kebesaran dan keagunganNya. Mudah-mudahan amalan ini akan menguatkan 'aqidah kita terhadap Ketuhanan Dzat Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan menambahkan keyakinan kita terhadap kekuasaanNya

DO'A KANZUL 'ARASY. DOA' KANZIL 'ARASY. DOA' KANZUL 'ARSY. DO'A KANZIL 'ARSY . DO'A KANZUL 'ARASYH . DO'A 

*Tulisan italic yang berwarna merah samar adalah dipetik dari susunan penulisan asal:

Al-Maulawi Jalaluddin Ahmad Ar-Rowi
1 Dzul Hijjah 1429 H/ 30 November 2008 M
DO'A KANZUL 'ARASY. DOA' KANZIL 'ARASY. DOA' KANZUL 'ARSY. DO'A KANZIL 'ARSY . DO'A KANZUL 'ARASYH . DO'A KANZIL 'ARASYH KANZIL 'ARASYH KANZIL 'ARASYH KANZIL 'ARASYH . KANZIL 'ARASYH
.